Whoop x Cristiano
Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Salah satu atlet yang menginspirasi saya, Cristiano Ronaldo, pada akhirnya bermitra dengan Whoop. Bagi yang tidak tahu apa itu Whoop, mungkin saya akan menulis tentang Whoop secara khusus di tulisan saya selanjutnya.
Saya tahu bahwa Ronaldo memakai Whoop dari postingan diri di Instagramnya. Jauh hari sebelumnya. Dan dia waktu itu belum menjadi brand ambassador Whoop. Pemain bola yang menjadi brand ambassador-nya Whoop itu Virgil Van Dijk, pemain bertahan Liverpool FC. Buat yang memang menjadi BA, wajar jika di kesehariannya dia memakai Whoop, paling tidak di foto-foto yang diunggahnya. Tapi apabila ada superstar yang memakainya dan dia bukan BA, maka barang ini pasti “sesuatu”. Apalagi jika melihat profil Ronaldo dengan segala kedisiplinan dan gaya hidup sehatnya.
Dan benar saja. Pada akhirnya Whoop berhasil menjadikannya mitra sekaligus investor. Makin klop lah dua pihak ini berkolaborasi.
Postingan pertama di Whoop pun muncul. Mereka sebenarnya live bareng di Instagram tapi saya waktu itu sedang di laut jadi tidak bisa mengikuti live karena kekuatan sinyal yang terbatas. Begitu sandar, live itu sudah diposting di Instagramnya Whoop. Will Ahmed sendiri yang nampang bersama sang bintang. Will Ahmed adalah founder Whoop. Jarang-jarang dia sendiri turun gunung tampil di IG.
Postingan kedua adalah metrik Ronaldo. Empat hal yang ditampilkan di sana. Yang pertama adalah resting heart rate. Rata-rata 90 hari-nya adalah 43,39. Luar biasa. Rata-rata RHR saya 30 hari terakhir hanya 57. RHR 43 itu masuk dalam 1% populasi Whoop, 3% populasi atlet. RHR terbaik saya kalau saya tidak salah berada pada angka 49. Waktu itu saya masih memakai Garmin Fenix 5. Saat itu saya sedang suka-sukanya lari dan merasa fit. Saat itu saya bisa berlari 7 km dengan pace 4:30/km dengan average HR 158.
Data kedua yang di-spill adalah strain. Rata-rata strainnya 14,9, yang menunjukkan betapa aktifnya Ronaldo dalam berolahraga. Wajar sih, atlet. Bagaimana dengan data saya? Rata-rata 30 hari saya adalah 12,8. Not bad. Tapi itu tertolong dengan ikutnya saya di Natuna Geopark Marathon yang membuat strain saya menyentuh 20,5. Btw, strain maksimal adalah 21. Seminggu terakhir rata-rata strain saya hanya 7,6. Yah, hidup di kapal memang terbatas fasilitas untuk berolahraga. Namun saya beruntung di KRI John Lie banyak fasilitas yang bisa saya gunakan untuk sekedar mencari keringat saat sedang di laut. Ada geladak helly untuk jogging-jogging cantik. Ada juga mesin Eliptical. Kadang saya juga latihan sepeda statis dengan mengikuti video YouTube sehingga seolah-olah saya ikut kelas spinning di Gold’s Gym. Terakhir saya punya satu set portable plat untuk latihan angkat beban. Namun strength training lebih banyak saya lakukan saat kapal bersandar.
Data Ronaldo selanjutnya yang dibocorkan adalah sleep performance. Angkanya menyentuh 81%. Sebuah angka yang gila menurut saya, yang menunjukkan betapa fokusnya dia pada istirahat. Kecukupan tidur menunjukkan balance, sesuai dengan strain yang dihasilkan tiap harinya. Sementara itu, sleep performance saya sangat buruk, di angka rata-rata 41%. Sebagai orang yang kerja shift dari jam 00.00 sampai 04.00, sangat sulit bagi saya untuk mendapatkan sleep score di atas 80%. Score terbaik saya hanyalah 71% saja. Itu saja sudah luar biasa bagi saya. Sebuah privilege.
Terakhir, tidur yang berkualitas menghasilkan angka recovery yang optimal bagi Ronaldo. Dari 100 hari terakhir, 51% recovery-nya hijau, 45% kuning, dan 4% sisanya merah. Bagaimana dengan data saya sebulan terakhir? Saya hanya mendapat recovery hijau 13%, 33% di kuning. Sedangkan mayoritas recovery saya merah, 53%. Sulit memang. Namun akan tetap saya usahakan untuk sebanyak mungkin mendapat nilai recovery hijau. Walau sulit.

Anyway, setelah Whoop menunjukkan data-data Ronaldo, postingan berikutnya adalah Podcast. Kembali kali ini Will Ahmed langsung yang jadi host. Di sinilah saya sedikit kecewa. Tersirat di podcast tersebut keengganan Ronaldo untuk membicarakan hal pribadinya. Terutama saat ditanya apa rutinitas dia sehari-hari. Dia kaget, “bener ini anda tanya rutininas pagi saya?” Akhirnya yang dijawab pun sekedarnya saja. Bagi Ronaldo, gak penting dia kasih tau rutinitasnya karena gak gampang untuk menirunya. Menurut dia, yang paling penting adalah di mindset. Katanya, “meskipun saya kasih kamu sebuah peta, tapi apakah kamu mau berjalan sesuai peta itu? Belum tentu, kan?”
Sedikit bocoran, saat pertama bangun pagi yang dia lakukan adalah melihat ke luar 1-2 menit sekedar untuk membangunkannya. Kemudian melakukan cold plunge, alias berendam es. Lalu minum kopi dan bercanda dengan keluarganya. Secuil bocorannya sudah cukup menggambarkan betapa teratur hidupnya. Dia tidak pernah tidur lebih dari jam 10 malam. Saat sebelum tidur hapenya selalu dimatikan agar tidak mengganggu jadwal tidurnya. Menurut saya, disiplin adalah kunci dari performanya selama ini. Banyak sekali atlet bola yang tidak disiplin, sering dugem dan minum alkohol. Hasilnya, di umur 25 tahun saja performanya sudah amburadul.
Yah, yang saya rasakan semenjak memakai Whoop adalah saya lebih concern dengan tidur saya. Saya sedang menata tidur saya. Ternyata selama ini tidur saya kacau, lebih tepatnya tidak mendapatkan perhatian yang pantas. Padahal tidur itu sangat penting. Manusia mungkin bisa tidak makan sedikitpun selama seminggu full, namun tidak akan bisa tidak tidur selama itu. Trust me. Tidur itu sangat penting bagi tubuh maupun bagi mental kita. Namun celakanya tidur itu paradox seperti katanya Dr. Liebermann: hal yang sangat penting namun paling kita abaikan.
Apabila anda mau memulai menata tidur anda, saya rekomendasikan untuk mencoba Whoop seperti saya. Klik di link referral saya untuk mendapatkan gratis Whoop dan gratis satu bulan pertama: https://join.whoop.com/0BB70D
Sekian.