Portfolio Update Februari 2022
Selamat pagi para pembaca sekalian.
Akhir bulan buat saya selalu menjadi saat yang dinanti-nanti. Bukannya apa. Buat saya akhir bulan adalah saat “rapotan,” saat kinerja investasi saya mendapat nilai. Memang saya pernah menulis di artikel sebelumnya bahwa seorang investor seharusnya tidak usah pusing memikirkan kinerja jangka pendek, apalagi bulanan. Seorang investor saham haruslah memiliki horizon investasi jangka panjang, 3 tahun ke atas. Namun review portolio bulanan seperti yang akan saya lakukan ini saya anggap sebagai reminder halus saja, sekedar memberi tahu saya, “eh, kamu seharusnya nglakuin bla.. bla.. bla..,” atau, “investasi di saham ini kurang kenceng, bisa pindah aja ke saham lain yang lebih prospek,” dan lain-lain. Saya sih berharapnya pengingat bulanan ini mampu mencegah saya dari keterlenaan, dan sehingga saya harus belajar terus menerus.
Ok, bagaimana kinerja portfolio di dua bulan pertama tahun 2022 ini?
Well, karena IHSG juga tembus all time high barunya, maka saham-saham yang saya pegang turut menikmati kenaikan ini. Kinerja portfolio saya +10,08% year-to-date, naik 8,81% dari bulan sebelumnya. Indeks saya per tanggal penutupan bursa saham bulan Februari 2022 ini adalah 1.213,7444 dari sebelumnya 1.115,4252. IHSG sebulan ini hanya tumbuh 3,88%, dari sebelumnya 6.631,15 menjadi 6.888,17, atau tumbuh +4,66% year-to-date. Kinerja portfolio saya mengungguli IHSG 5,5%.
Apabila sebelumnya kenaikan portfolio saya hanya karena diangkat oleh dua saham jagoan saya, maka kali ini semua saham saya mengalami kenaikan.
Di bulan Februari yang lalu saya melakukan “bersih-bersih” dua saham yang saya anggap tidak terlalu bagus prospeknya, yaitu BMTR dan SGRO. Dua-duanya saya jual rugi. Rugi sedikit. Hasil penjualannya saya buat tambah porsi di saham MBAP dan GGRM. Saya tambah MBAP karena saya merasa momentum kejayaan batu arang masih akan berlangsung.
Sedangkan Gudang Garam karena saya melihat harganya yang masih stagnan di kisaran 30.000 – 31.000, yang tentu saja masih murah. Walaupun saya sadar bahwa GGRM masih butuh waktu untuk dapat naik, namun tetap saya beli karena menurut saya di harga 31.000-an masih mengandung MoS yang cukup menggiurkan. Pikir saya, “kapan lagi dapat mutiara terpendam seperti ini.”
Kembali ke situasi pasar. Kenapa sih kok IHSG bisa naik lumayan di bulan Februari ini? Kalau boleh berpendapat, ada beberapa faktor yang berpengaruh ke kenaikan indeks saham. Seperti kita ketahui bersama bahwa penggerak harga saham di antaranya adalah persepsi Mr. Market. Nah, bulan Februari ini Mr. Market merasa lebih nyaman karena paling tidak dua hal: 1) resilience terhadap Omicron yang semakin meningkat apalagi dengan digencarkannya vaksin booster dan dimulainya vaksin untuk anak-anak, dan 2) ekonomi mulai menggeliat lagi. Kalau saya lihat sendiri situasi riil di lapangan, meskipun pemerintah meningkatkan status PPKM dalam rangka mengantisipasi penyebaran Omicron, geliat masyarakat hampir tidak ada bedanya. Santai saja seperti tidak ada apa-apa.
Faktor lain yang mungkin membuat Mr. Market optimis yaitu dirilisnya laporan keuangan 2021 oleh sebagian emiten. Karena rata-rata kinerja perusahaan yang tercermin dalam LK tadi bagus, maka Mr. Market tak segan-segan untuk memborong saham-saham. Apalagi kalau membaca LK emiten batubara. ITMG sendiri, salah satu anak emas saya, membukukan net profit 1104%, atau 11 kali lipat dari tahun 2020. Edyan!!
Sebagai investor saya harus bagaimana? Well, mungkin saya akan tetap berupaya menyederhanakan portfolio saya, dari sekarang yang isinya 8 saham menjadi hanya 4 atau 5 saham saja. Itu berarti saya harus menjual 3 sampai 4 saham. Dan saya akan fokus pada hanya 3 sektor saja: batubara, keuangan, dan customer good. Karena sejauh ini saya baru menguasai ketiga sektor tersebut.
Bulan Februari ini juga merupakan bulan tenang buat saya. Betapa tidak, sejak akhir bulan lalu saya memang bertekad untuk lebih fokus menambah circle of competence saya ketimbang mendengarkan noise. Dan alhasil saya merasa lebih nyaman. Dengan tidak sedikit-sedikit mendengarkan kata orang, saya bisa dengan jernih mengambil keputusan jual-beli saham. Saya punya waktu cukup untuk belajar salah satu industri yang sahamnya kebetulan saya pegang. Agak lucu memang, sudah punya saham dulu baru belajar. Itu yang anda-anda tidak boleh lakukan.
Akhir kata saya berpesan: fokuslah berinvestasi dan kurangi mendengar suara-suara di luaran sana. Mau Rusia-Ukraina pecah perang pun, selama kita membeli sebuah saham dengan diskon sadis, maka risiko yang berpotensi menimpa kita akan lebih terkontrol.
Selamat berinvestasi.