Etape ke-5, La Reunion – Cape Town
Samudera Indonesia,
Pelayaran etape ke-5 ini bagi saya sudah mulai membosankan, atau lebih tepatnya jenuh. Kejenuhan adalah sebuah hal yang wajar dialami pada saat berlayar, terutama di periode pertengahan. Itu pula yang kerap terjadi jika berlayar di Indonesia. Dengan masa operasi rata-rata 3 bulan, rasa jenuh terasa membebani saat masuk bulan ke-2. Namun, sering kali kejenuhan itu terusir saat kita melaksanakan sandar di kota-kota tertentu.
Di EAOM ini kami berlayar selama lima bulan dengan tempat sandar sebanyak sepuluh kali, yaitu Beirut, Djibouti, Mombassa, La Reunion, Cape Town, Rio de Janeiro, Abidjan, Dakkar, Lisbon dan terakhir finish di Brest. Dan saya menulis ini pada saat pelayaran dari La Reunion ke Cape Town, yang mana kota persinggahan ke-5 yang berarti hampir setengah perjalanan sudah saya lalui.
Di etape ke-5 kelompok saya dijejali dengan pelajaran Bahasa Inggris dan juga materi pelajaran dan pelatihan VBSS (Visit, Board, Search and Seizure), yaitu pelatihan tentang apa-apa yang seharusnya dilakukan oleh sebuah tim pemeriksa, hukum legalnya, latihan menembak, termasuk juga bela dirinya. Yang terakhir ini yang paling melelahkan menurut saya. Bagaimana tidak, setiap dua hari sekali kami mendapat pelatihan bela diri kunci-mengunci, dan juga banting-membanting yang membuat diri ini pegal-pegal. Yang mengesankan tentunya pada saat menembak. Mulai dari meriam kaliber 12,7 mm, shotgun, hingga pistol sudah saya rasakan selama etape ini.
Namun seperti yang saya tulis sebelumnya, berada dalam rutinitas yang sama untuk jangka waktu yang lama sangat membosankan. Sebenarnya bisa disisiati karena di sini tersedia ruang rekreasi yang berisi Wii dengan Mario Kartnya. Juga ada macam-macam permainan seperti Uno, Trivia, catur, kartu remi, monopoli, poker, dan juga dua buah rak buku penuh dengan buku-buku yang menggiurkan untuk dilahap habis. Namun, karena (kebetulan) di etape ini kami akan menghadapi sebuah Quiz yang harus dipersiapkan, rasanya lebih bijak untuk menghabiskan waktu setelah makan malam dengan duduk manis di ruang kelas.
Untuk lebih mempermudah membayangkan kegiatan kami selama pelayaran, saya akan sedikit merunut rutinitas harian yang saya lakukan selama onboard di Dixmude.
7.00, bangun pagi.
Hal pertama yang paling malas untuk dilakukan setiap hari. Empuknya kasur dan hangatnya selimut menambah berat mata ini. Untungnya satu atau setengah jam sebelumnya saya sudah bangun untuk menunaikan sholat Subuh yang membuat diri ini segar tersiram air wudhu. Bangun pagi ditandai oleh bunyi terompet dari siaran kapal, disusul dengan sepotong musik yang diputar dari anjungan selama 15 menit yang bertujuan untuk meyakinkan kepada seluruh penghuni kapal ini bahwa terompet yang didengar tadi adalah serius.
Bagaimana dengan mandi pagi? Selama satu bulan pertama di kapal saya masih setia untuk melaksanakan ritual wajib yang ini. Tapi menginjak bulan ke-2 rasanya malas sekali untuk mandi, selain karena waktu yang sempit, juga karena kamar mandi digunakan bersama untuk enam orang, yang membuat ritual mandi menjadi tidak nyaman karena harus berbagi. Berbagi dalam arti satu orang mandi di pancuran yang dikelilingi oleh sebuah tirai, dan satu (atau beberapa) yang lain menggunakan wastafel untuk bercukur. Ahirnya, kegiatan bercukur menjadi rutinitas karena lebih praktis. Mandi pagi hanya dilaksanakan setelah kegiatan olahraga (kalau ada), sekitar jam 10.30.
7.15, sarapan.
Setelah bercukur, ganti baju, dan segera beranjak ke ruang makan yang terletak di geladak nomor 5. Kamar saya berada di geladak nomor 3, yang berarti saya harus naik 2 lantai untuk mencapai ruang makan. Menu sarapan dari mulai pertama tolak hingga hari ini adalah sama: dua potong baguette, dua buah selai, antara selai nanas atau coklat nutella, semangkok corn flake lengkap dengan susu segarnya, dan segelas jus jeruk. Kalau beruntung, kadang-kadang ada tambahan roti croissant atau roti jenis lainnya. Cukup 10 menit untuk menghabiskan sarapan.
7.30, cek email.
Rutinitas yang tidak boleh ditinggalkan dan sangat ditunggu-tunggu. Apalagi kalau bukan membaca email dari istri tercinta dengan berharap menerima kiriman foto atau video anak tercinta. Kalau masih ada waktu menyempatkan diri untuk membuka detiksport, agar tidak ketinggalan berita bola terkini. Utamanya berita yang menyangkut MU atau Real Madrid.
8.00, apel pagi.
Layaknya militer, apel pagi adalah ritual yang tidak boleh ditinggalkan. Ada dua jenis apel pagi di Dixmude: apel gabungan dan apel divisi. Apel gabungan hanya dilaksanakan kalau ada informasi penting yang harus disampaikan kepada seluruh personel. Apel gabungan ini dilaksanakan di HVS (Hangar Vehicule Supérieur/ Hangar Kendaraan Atas) yang terletak di geladak 5. Kebanyakan apel dilaksanakan per divisi, yang dilaksanakan di sektor masing-masing. Periode ini saya berada di Divisi MB yang melaksanakan apel di geladak nomor 2. Yang menarik dalam apel di Angkatan Laut Perancis adalah adanya tradisi jabat tangan sebelum apel. Layaknya idul fitri, seluruh personel di Divisi berjajar dan menerima jabat tangan dari mereka yang baru datang. Paling enak kalau datang pertama, karena tidak perlu berkeliling untuk menyalami yang lain. Apel divisi sangat singkat, hanya 3 menit, lebih lama ritual jabat tangannya malah.
8.15, pembersihan umum.
Seluruh personel di kapal diberikan tanggung jawab sektor pembersihan. Pembersihan dilaksanakan setiap pagi dengan didahului oleh siaran kapal dari anjungan. Untuk saya, pembersihan saya lakukan hanya pada tanggal ganjil, bertempat di ruang kelas nomor 1.
8.40 – 12.30, kegiatan pagi hari.
Untuk para kadet (yang mana saya termasuk di dalamnya), kegiatan pagi hari diisi dengan pelajaran, baik itu teori, praktek ataupun olahraga. Satu jam pelajaran adalah 55 menit dan dilaksanakan secara maraton hingga makan siang. Pada etape ke-5 kegiatan pagi saya antara Bahasa Inggris, Beladiri militer, latihan menembak, atau latihan tim pemeriksa (VBSS). Kadang-kadan ada juga kegiatan latihan Peran Kebakaran ataupun latihan-latihan peran yang lain yang harus diikuti oleh seluruh kadet. Namun kadang ada juga jam pelajaran kosong yang-tentu saja-saya gunakan untuk berhubungan dengan dunia luar lewat internet. Kegiatan kelas ini dilaksanakan di geladak 4.
12.30, makan siang.
Salah satu kegiatan yang menarik. Menu yang disajikan bervariasi, namun pada umumnya adalah menu eropa. Yang paling sering keluar adalah menu steak. Namun steaknya jangan dibayangkan seperti Bon Café ataupun Steak Hut. Daging sapi yang disajikan (pasti) setengah matang dan berasa hambar. Untuk itu harus dipanaskan terlebih di microwave selama 2 menit.
Perancis terkenal dengan makanannya. Dan ini berlaku juga di kapal. Menu lengkap selalu tersedia, mulai makanan pembuka (entrée), menu utama (plat principal) hingga penutup (dessert). Makanan pembuka seringnya adalah salad. Paling senang kalau ada foie gras, salmon atau siomay. Menu utama kadang steak, spaghetti, kuskus (makanan arab), nasi putih, ayam ataupun ikan. Paling tidak berselera makan kalau menu utamanya adalah ikan, karena tidak berbumbu dan dengan saos yang berkeju.
Walaupun orang Perancis terkenal dengan tradisi makan yang lama, namun itu tidak berlaku buat saya. Makan siang cukup 15 menit, demi mengejar acara wajib di siang hari: tidur siang.
12.40 – 13.20, tidur siang.
Acara wajib di siang hari, mengisi ulang energi untuk digunakan pada kegiatan sore hari. Walaupun hanya satu jam, namun cukup juga untuk meredakan ketegangan di badan. Satu-satunya periode waktu yang legal untuk beristirahat. Juga menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat dhuhur dan ashar di periode waktu ini.
13.30 – 18.00, kegiatan siang hari.
Masih dengan pelajaran dan kegiatan yang telah diprogramkan. Sangat membosankan, karena diselingi dengan acara menahan kantuk, terutama kalau tidak sempat tidur siang. Dua jam pertama diisi dengan kegiatan integrasi di Divisi MB, entah itu menempel tanda-tanda pipa, jalan-jalan ke sektor-sektor di bawah divisi MB dan kegiatan lainnya yang “ada saja”. Kalau ada jam pelajaran kosong, tak lupa menyempatkan diri untuk membuka internet.
18.30, Briefing harian.
Tradisi baik di Angkatan Laut Perancis, sebuah briefing harian yang dihadiri oleh Komandan kapal dan disajikan oleh para kadet. Briefing ini dilaksanakan di ruang konferensi, di depan sekitar 200-an orang. Yang dipaparkan mencakup ramalan cuaca hingga dua hari ke depan, situasi intelijen, kegiatan hari ini yang telah dilaksanakan, rencana kegiatan besok, situasi permesinan dan logistik, dan ditutup dengan berita-berita terkini. Setelah itu dilanjutkan dengan paparan oleh kadet yang dilaksanakan secara bergiliran, dengan materi-materi politik terkini seperti: Amerika dalam hubungan India – Pakistan, Pengaruh Cina di Negara-negara Afrika, dan topik-topik politik menarik lainnya. Tujuannya untuk mengasah daya analisis para kadet. Acara briefing biasanya berakhir pada pukul 19.30.
19.30, makan malam.
Sama dengan makan siang, formasi entrée – plat principal – dessert-nya membuat penasaran. Ditambah dengan perut yang sudah krucuk-krucuk, apapun menunya pasti habis. Namun kali ini tidak harus makan dengan terburu-buru karena sudah tidak ada kegiatan lagi yang harus diikuti.
20.00, waktu bebas.
Kalau tidak ada kegiatan biasanya setelah makan malam nongkrong di ruang rekreasi untuk sekedar menikmati kopi panas atau minuman kaleng seharga 50 sen. Kalau beruntung bisa kebagian stick Mario kart, itu pun pasti kalah, jadi lebih baik cari kesibukan lainnya. Paling sering setelah makan malam langsung pergi ke ruang internet, cek email, cari kabar anak istri dan keluarga di Surabaya. Kalau internet penuh (karena hanya lima komputer) biasanya langsung ke kamar. Untung saya masih punya segudang film hasil download dari India yang masih belum sempat ditonton.
21.30, mandi malam.
Yah, ini baru mandi yang benar-benar rutin dilakukan. Siraman air hangat seolah menyegarkan kembali badan ini selepas aktifitas seharian penuh. Rata-rata semua teman-teman saya melaksanakan mandi sebelum tidur malam. Ternyata memang nikmat sekali rasanya, badan segar, tidur pun harum.
24.00, tidur.
Saatnya mengucap selamat malam, dan tersenyum karena keesokan harinya berarti waktu berkurang satu hari lagi, yang berarti semakin dekat menuju 25 Juli.